7 MISTERI GUNUNG LAWU / JAWA


BANDA ACEH | Gunung Lawu berada di perbatasan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur dan Gunung Lawu termasuk Gunung yang di percayai mistisnya

Gunung Lawu menyimpan sejuta cerita yang erat kaitannya dengan kerajaan terbesar di Nusantara, yaitu Kerajaan Majapahit, tempat ini dipercaya menjadi tempat terakhir Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit.

Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, Gunung Lawu merupakan tempat Prabu Brawijaya mengasingkan diri.

Bersama dua abdi dalemnya, yaitu Sabdo Palon dan Noyo Genggong, Raja Majapahit terakhir itu menjadikan Lawu sebagai area pertapaan di sisa hidupnya.

Gunung Lawu juga memiliki tiga puncak yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah.

Seperti dilansir dari YouTube Fakta sejarah dengan Judul 9 Misteri Gunung,

Namun berikut adalah 7 misteri gunung lawu

1. Misteri Mitos Gunung Lawu Punya Nyawa,

Semua orang kiranya tahu bahwa gunung tidak memiliki nyawa. Namun, beda ceritanya dengan Gunung Lawu.

Gunung Lawu dengan tiga puncak ini dipercaya bisa mendengar setiap kata yang dilontarkan semua orang di sekitarnya.

Barang siapa yang berkata kasar atau tidak sopan, mereka akan mendapatkan balasan di akhir perjalanan.

2. Misteri Pasar Setan

Gunung Lawu  juga dikenal dengan keberadaan pasar setan. Mitos ini pun menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat, khususnya di kalangan para pendaki yang pernah ke Gunung Lawu.

Tak sedikit cerita yang para pendaki yang pernah mendaki ke Gunung Lawu, mereka mendengar suara bising atau keramaian layaknya seperti di pasar. Akan tetapi itu hanyalah suara, namun penampakannya tak terlihat oleh mata.

Salah satu peringatan yang disampaikan adalah menolak tawaran atau barang yang dijual di lereng gunung.

Apabila seseorang mendekatimu dan menawarkan buah untuk dijual, ada kemungkinan besar ia bukan seorang manusia.

Mereka merupakan penghuni Gunung Lawu yang menempati pasar gaib atau pasar setan.

Lokasinya tepat di lereng gunung, beberapa meter dari garis awal.

Selain diminta menolak tawaran, para pendaki juga disarankan untuk melempar koin atau uang kecil, lalu mengambil batu setelahnya.

Ini merupakan ritual kecil untuk menandakan kita sudah membeli sesuatu sehingga tidak akan didekati penjual gaib.

3. Misteri Dendam Prabu Brawijaya

Putra Brawijaya yang bernama Raden Patah mendirikan kerajaan Islam yaitu kerajaan Demak yang menjadi kerajaan besar di Jawa.

Brawijaya gagal membujuk Raden Patah untuk kembali ke kerajaannya dan menolak jika kerajaan Demak menjadi bawahan kerajaan Majapahit.

Berawal dari pemberontakan menantunya sendiri, Brawijaya pindah ke kerajaan Demak. Raden Patah mengajak ayahnya untuk memeluk agama Islam namun beliau menolak.

Brawijaya tidak ingin terus berdebat yang hanya akan menyebabkan peperangan dengan putranya sendiri. Akhirnya Brawijaya memilih melarikan diri bersama pengikutnya ke Gunung Lawu

Prabu Brawijaya sakit hati dan kecewa lantaran hidup dalam kejaran, Brawijaya mengucap sumpah. Dia melarang seluruh keturunan Adipati Cepu maupun orang dari Cepu naik ke Gubung Lawu.

Hingga sekarang, pendaki dari daerah tersebut nggak berani ke Gunung Lawu. Mereka yakin jika nekat melanggar akan celaka.

Keberadaan Prabu Brawijaya di Gunung Lawu ditandai dengan adanya batu nisan yang dipercaya sebagai petilasan. Penduduk sekitar menyebutnya sebagai Sunan Lawu. Tempat itu pun dikeramatkan hingga kini.

Juru kunci Gunung Malang yang merupakan anak Gunung Lawu, Budiyanto, mengatakan, Lawu menjadi salah satu pusat budaya dan tempat sakral di Pulau Jawa.

"Misalnya Candi Ceto, Candi Sukuh, juga petilasan Raden Brawijaya di puncak Lawu yakni cungkup (rumah kecil yang di tengah-tengahnya terdapat kuburan)," kata ahli spiritual Jawa, Budiyanto

Menurut Budiyanto, Lawu merupakan gunung purba. Gunung ini juga tercatat pernah meletus dahsyat. Buktinya, kamu bisa menemukan batu-batu berukuran besar bertebaran di sekitar kaki gunung.

"Contohnya batu yang ada di depan monumen Bu Tien di Desa Jaten. Ukurannya cukup besar dan dan sangat berat. Belum lagi yang berada di wilayah Matesih, Karangpandan, dan yang lainnya, " jelasnya

Gunung Lawu juga terkenal akan keragaman flora dan fauna yang sampai saat masih terjaga kelestariannya. Masyarakat disana sangat takut merusak hutan sekitar Lawu. Mereka yakin bakal terkena tuah penjaga gunung.

"Jika kita menjaga alam, ia akan menjaga kita dengan baik," pungkasnya.

4. Misteri Burung Jelmaan Kyai Jalak

Zaman dahulu, seorang kyai pengikut Prabu Brawijaya pergi ke sebuah dataran tinggi untuk menjalankan amanat raja.

Dataran tinggi tersebut kini disebut Gunung Lawu dan dipercaya masih menjadi tempat tinggal Kyai Jalak.

Kyai Jalak amat sakti dan bisa berubah menjadi seekor burung, yang kini diberi nama burung Jalak oleh masyarakat setempat.

Konon, burung Jalak jelmaan kyai sakti itu hanya akan menampakan dirinya pada pendaki yang bertujuan dan berakhlak baik.

Bagi para pendaki yang tidak taat peraturan dan meremehkan tradisi Jawa, semuanya akan terkena nasib nahas.

5. Misteri Suara Rintihan Napas dan Tangisan Kesakitan

Misteri Gunung Lawu yang tidak kalah menyeramkan lainnya adalah suara-suara tidak berwujud yang sering terdengar.

Para pendaki yang pernah berkunjung sering bercerita tentang suara desahan dan rintihan kesakitan seorang wanita yang meminta tolong

Sering sekali, para pendaki mendengar suara napas terengah-engah, seperti seseorang yang sedang dikejar-kejar.

Menurut pengakuan para pendaki, suara delman dan kuda pun sering terdengar dari segala arah, membuat bingung semua orang.

6. Misteri larangan mendaki dengan jumlah ganjil

Misteri Gunung Lawu selanjutnya adalah dilarang mendaki dengan jumlah rombongan ganjil.

Ini menjadi peraturan wajib buat para pendaki namun tidak tertulis, tapi harus dipatuhi para pendaki demi keamanan menuju puncak gunung lawu.

7. Misteri larangan memakai baju hijau

Misteri selanjutnya adalah larangan menggunakan baju hijau ketika mendaki ke Gunung Lawu. Misteri ini menyatakan jika ada seseorang yang memakai baju hijau maka Ratu Pantai Selatan akan menculiknya.

Misteri ini sempat disangkal dan terus menjadi perdebatan karena posisi Gunung Lawu dan Pantai Selatan jauh. Akan tetapi para warga setempat dan pendaki tetap mematuhi aturan yang tidak tertulis ini.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SAKSI BISU TSUNAMI

RUMAH TUA

MERCUSUAR WILLIEMS TORREN III